Kualitas guru di Indonesia memang layak dipertanyakan. Jika guru calon peserta sertifikasi yang mengikuti uji kompetensi awal (UKA) beberapa waktu lalu hanya mampu meraih nilai rata-rata 42,45, kini giliran para guru yang telah bersertifikasi
dan mengikuti uji kompetensi guru (UKG) juga hanya mampu meraih nilai rata-rata 44,55.
Artinya, secara umum, kualitas guru senior, baik yang telah bersertifikasi maupun yang akan mengikuti sertifikasi, sama-sama rendah.
Mendikbud Mohammad Nuh menyatakan, dari hasil rekapitulasi sementara, hasil UKG memang memprihatinkan. Nilai rata-rata hanya 44,55. Memang ada yang memperoleh nilai tinggi, yakni 91,12. Tapi, ada pula yang seluruh jawabannya salah, sehingga nilainya nol.
Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) merupakan provinsi yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi, yakni 51,03.
’’Dari hasil analisis sementara itu, nilai rata-rata UKG tidak jauh berbeda dari nilai UKA yang rata-rata 42,45,’’ kata Nuh. Dengan demikian, tudingan bahwa kualitas guru hasil sertifikasi hanya pas-pasan sementara tidak terbantah.
Jika diperinci lagi, nilai rata-rata guru sekolah dasar (SD) adalah 40,87.
Sementara itu, nilai rata-rata guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) adalah 42,59. Nilai rata-rata guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan yang paling rendah dibanding mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, dan matematika. ’’Ada sesuatu yang harus kita rombak dalam kemampuan bahasa Indonesia para guru kita,’’ tutur Nuh.
Nilai rata-rata terendah SMA adalah guru mata pelajaran kimia, yaitu 37,9. Sementara itu, nilai rata-rata tertinggi guru SMA adalah guru mata pelajaran fisika, yaitu 58,70.
Nuh menjelaskan, UKG tahap pertama yang dimulai 31 Juli lalu dijalankan di 4.158 tempat uji kompetensi (TUK). Tapi, tidak semua TUK bisa digunakan.
Dari hasil rekapitulasi sementara, ada 2.344 TUK yang bisa aktif sejak hari pertama. Sisanya, 1.814 TUK gagal melaksanakan UKG karena lemahnya jaringan internet.
Di antara 1.814 tempat yang gagal tersebut, bisa dipilah lagi menjadi dua. Yakni, 937 TUK internetnya akan diperbaiki dan ditambah kapasitasnya sehingga bisa digunakan pada 8 Agustus nanti.
Selanjutnya, 877 TUK akan dinonaktifkan karena sudah tidak bisa dibenahi. Bahkan, untuk yang terakhir, bukan hanya jaringan internet yang lemot, tapi data gurunya tidak valid.
Nuh mengungkapkan, guru bersertifikasi yang sementara belum bisa mengikuti UKG tidak perlu cemas. Sebab, disiapkan UKG susulan pada 2 Oktober nanti. Sementara itu, guru-guru yang lokasi TUK-nya dinonaktifkan tidak perlu datang ke TUK yang sama. Tapi, akan disiapkan tempat pengganti yang lebih baik untuk ujian.(wan/c5/nw/jpnn/zal)